Wednesday 4 October 2017

Vibiznews Forex Fracht


Forex Cargo ist ein lizenzierter und gebundener Seetransportvermittler, der Non-Vessel Common Carrier (OTI-NVOCC), der sich auf den Transport von Haushaltswaren und persönlichen Effekten auf die Philippinen spezialisiert hat. Forex Cargo bleibt die unbestrittene und Nummer eins Absender von Tür-zu-Haus-Balikbayan-Boxen in den Philippinen. Seit seiner Gründung im Jahr 1983 hat Forex Cargo sich in der Bereitstellung von unerreichtem Service, der sicher, schnell und zuverlässig ist stolz. Rufen Sie uns jederzeit im Büro an. 904-458-7447 Fax: 904-272-9722 Adresse: 6625 Argyle Forest Blvd 10 Jacksonville, FL 32244 Rufen Sie uns jederzeit an (Vibiznews - FX) - Salah Satu Indikator Grundlegende Ekonomi Yang Memiliki Dampak Yang Cukup Kuat Dan Signifikan Terhadap Pergerakan Kurs Pada Perdagangan Forex adalah Nicht-landwirtschaftliche Beschäftigung änderung Amerika-Serikat, Indikator ini biasa juga disebut dengan Non-Farm Payrolls, NFP atau Beschäftigung ändern. Indikator NFP merupakan Daten statistik yang dikeluarkan oleh Vereinigte Staaten Department of Labor sebagai salah satu laporan yang menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja AS, dan walaupun terjadi perubahan pada latar belakang situasi ekonomi, sejauh ini indikator tersebut masih memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap pergerakan kurs terutama Dollar WIE. Interpretasi Ekonomi Indikator NFP. Secara umum interpretasi terhadap perubahan NFP atau perubahan jumlah penduduk AS yang dipekerjakan, dapat diinterpretasikan sebagai dua hal. Yang pertama adalah membaiknyamemburuknya sektor bisnis AS, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Adapun interpretasi yang kedua adalah menandakan poteni membaiknyamemburuknya daya beli masyarakat dengan semakin meningkatnyamenurunnya jumlah penduduk yang menerima upah atau gaji. Dengan adanya dua macam interpretasi ini tidaklah mengherankan jika indikator ini memiliki dampak yang signifikan terhadap sektor keuangan termasuk didalamnya perdagangan valuta asing (forex). Selain dampaknya terhadap bisnis dan ekonomi secara umum, aspek kecepatan dirilisnya Daten ini (up to date) menyebabkan indikator ini sangat diperhatikan oleh Investor pada sektor keuangan. Informasi Sekunder Yang Diperhatikan Investor. Selain informasi primer yaitu membaik atau memburuknya penyerapan tenaga kerja AS, informasi lain atau informasi sekunder yang juga menjadi pertimbangan dalam rilis Daten NFP ini adalah: 1. Tingkat pengangguran secara umum. 2. Rata-rata upah pro jam dan jumah jam kerja dalam satu minggu 3. Revisi pada rilis Daten sebelumnya. Adanya Beberapa Faktor Tambahan Yang Menjadi Perhatian Investor Ini Juga, Mitgliedikan Dampak Terhadap Pergerakan Kurs. Efek dari informasi sekunder ini dapat memperbesar efek dari informasi primer dan dalam beberapa kasus tertentu informasi sekunder dapat meredam dampak dari NFP tersebut sehingga seolah-olah teranulir. Berikut pengamatan atas dampak rilis Daten NFP dalam 6 bulan terachhir dibandingkan pergerakan Dollar AS yang dalam hal ini direpresentasikan oleh indes Dollar AS. Pada setiap gambar garis merah vertikal merupakan waktu rilis daten dan zeitrahmen grafik adalah M30. Informasi yang bertendensi negatif dicetak dengan warna merah sedangkan informasi bertendensi positif dicetak dengan warna biru. Rilis Daten. 5 Maret 2010. Rilis Daten. 5 Februari 2010 Rilis Daten. 8 Januar 2010 Rilis Daten. 4 Desember 2009. Rilis Daten. 6. November 2009. Rilis Daten. 2 Oktober 2009. Post unter Keuangan di 10.13 Diposkan oleh NewS (Vibiznews 8211 Economy) 8211 Hari Rabu Kemarin BI telah merilis daftar 10 Bank terbesar di Indonesien. Sepuluh Bank terbesar ini disusun berdasarkan jumlah aset yang dimiliki. Terpantau Bahwa Bank Mandiri masih menjadi Bank dengan insgesamt aset terbesar di Indonesien. Adapun ke 10 bank terbesar nilai asetnya di Indonesien pro bulan Desember 2009 lalu adalah: (Nilai aset dihitung dalam triliun rupiah) (1103) 1. PT Bank Mandiri Tbk 8211 328.01 2. PT BRI Tbk 8211 250.54 3. PT BCA Tbk 8211 247.61 4 PT BNI Tbk 8211 198.92 5. PT Bank Danamon Tbk 8211 102.98 6. PT Bank CIMB Niaga Tbk 8211 74.48 7. PT Pan Indonesien Bank Tbk 8211 68.14 8. Citibank NA 8211 55.49 9. PT Bank Permata Tbk 8211 54.37 10. PT BII Tbk 8211 53.09 Peta Kepemilikan Perbankan Indonesien Masih Bias ke Asing Dilihat dari 10 Bank dengan jumlah aset terbesar di Indonesien terseyas torsyata porsi kepemilikan asing dalam perbankan Indonesien tampak cukup besar. Tercatat pada tahun 1999, porsi kepemilikan asing di perbankan nasional hanyalah sebesar 11.6. Kemudian pada akhir tahun 2007, porsi kepemilikan asing melejit hingga 44.6. Apalagi, setela HSBC melakukan akuisisi terhadap 88.89 saham Bank Ekonomi senilai 607.5 triliun, kini porsi kepemilikan asing mencapai nyaris separat industri perbankan nasional, atau tepatnya 47.02. Bank Zentralasien (BCA), misalnya, 51 sahamnya dikuasai oleh Farindo Investition, yakni sebuah perusahaan yang 90 kepemilikannya dimiliki oleh konsorsium asing, yakni Farallon Hauptstadt asal Mauritius. Penjualan BCA ini sempat heboh, karena transaksi ini dipercaya merugikan negara. Selain itu, sejumlah bank-bank terbesar lainnya di Indonesien juga dikuasai asing. Dari kesepuluh Bank terbesar di atas tercatat bahwa Bank OCBC NISP memiliki porsi kepemilikan asing paling besar, yaitu mencapai 72, yang dimiliki oleh OCBC. Danamon menyusul dengan kepemilikan sebesar 68.8 oleh Temasek Holding. Sementara itu CIMB Niaga memiliki porsi kepemilikan oleh CIMB Gruppe sebesar 60.38. Bank Panin dimiliki oleh ANZ Bank sebesar 38. Permata sebesar 44.6 sahamnya dimiliki oleh Standard Chartered, Dan BII tercatat dimiliki oleh Maybank sebesar 55.85. Selain Bank Bank Tersebut, Juga Masih Ada Bank-Bank Kecil Yang Dijual Ke asing, Seperti Bank Halim, Bank Nusantara, Bank Haga, Bank Hagakita, Bank Swadeshi, Bank Indomonex, Bank Swaguna, Dan Bank ANK Yang Sebagian Besar Kini Sudah Menjadi Milik Investor wie Mulai Dari Cina, Jepang, Australien, Belanda, Hingga Indien. Maraknya pencaplokan bank nasional oleh asing antara lain disebabkan peraturan Arsitektur Perbankan Indonesien (API) yang mewajibkan bank untuk memenuhi jumlah aset mindestens sebesar Rp 80 miliar pada tahun 2007, kemudian Rp 100 miliar pada tahun 2010. Isu Penerapan API Picu Maraknya Kepemilikan Asing di Perbankan Indonesien Sekitar dua tahun lalu, marak terdengar isu API (arsitektur Perbankan Indonesien) yang diluncurkan BI. API yang rencananya akan dicanangkan pada tahun 2010, menyebabkan banyak bank berlomba mengumpulkan aset sebanyak mungkin. Melalui API, BI mencoba mengatur struktur bank di Indonesien (jumlah bank). Direncanakan Bank-Bank akan diklasifikasikan menurut jumlah asetnya, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Bank internasional dengan kapasitas dan kemampuan untuk beroperasi di wilayah internasional serta memiliki aset di atas Rp50 triliun 82112 sd 3 bank saja 2. Bank nasional yang memiliki cakupan usaha yang sangat Luas dan beroperasi secara nasional serta memiliki aset antara Rp10 triliun sd Rp50 triliun 82113 sd 5 bank 3. bank fokus yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi masing-masing bank Bank-Bank tersebut memiliki aset antara Rp100 miliar sampai dengan Rp10 triliun 821130 sd 50 bank 4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank dengan kegiatan usaha terbatas yang memiliki aset di bawah Rp100 miliar.8211 unbegrenzt Kebijakan API inilah yang membuat Bankbank besar Di Indonesien (Bank-Bank nasional), terutama yang berurusan dengan usaha pemilik modal besar menjadi sedikit kerepotan. Dengan pembatasan jumlah bank nasional hanya sejumlah 3 sd 5 bank, membuat bank bank besar nasional Indonesien berlomba-lomba mengumpulkan aset sebanyak-banyaknya. Karena menurut kebijakan API, Bank-Bank nasional tersebut jika tidak bisa mencapai asset 10 sd 50 Triliun, harus rela dicaplok oleh bank lain yang lebih besar kepemilikan asetnya. Sehingga muncul fenomena baru yang terjadi belakangan ini, yaitu munculnya bank-bank jangkar (anchor bank) yang siap mencaplok bank-bank kecil dalam usaha pemenuhan asetnya. Tidak heran juga kalau belakangan ini, banyak bank-bank yang menggaet investor asing (bank asing) untuk memenuhi kecukupan persyaratan asetnya.

No comments:

Post a Comment